Dear Merapi :)
Halo Merapi, are you okay? :(
Merapi, aku pengen cerita. Dua hari yang lalu, sebuah acara TV menayangkan liputan tentang kamu dan Jogja. Mereka bilang kemungkinan terbesar kamu akan meletus hebat kemarin, 8/11/2010. Mereka membuat semua orang panik. Mereka juga bilang Jogja kota malapetaka. Semua orang marah, bahkan yang bukan orang Jogja sekalipun. Mereka dihujat, hampir disemua media dimana orang bisa melampiaskan kekecewaannya, mereka ada, untuk dihujat dan dicaci maki.
Merapi, aku juga kecewa sama mereka. Kok bisa ya mereka berfikir tayangan mereka itu layak ditonton oleh banyak orang? Kok bisa mereka membuat berita yang kelewat sensasional seperti itu? Apa karena rating? Sungguh mereka semua orang yang tidak tahu bagaimana menempatkan diri sebagai media di posisi seperti ini. Dan tidak hanya itu, ketika mereka meminta maafpun permintaan maaf mereka hanya ala kadarnya dan terkesan angkuh. Tidak sebanding dengan teror kepanikan yang telah mereka sebabkan.
Merapi, aku harap kamu jangan marah lagi. Apalagi mendengar ada orang seperti mereka yag tega berbuat seperti itu. Biarlah kami semua yang marah. Kamu selesaikanlah urusanmu :)
Oiya Merapi, untuk mengiburmu, aku mendapat kata-kata dari seseorang yang mungkin akan membuat mu senang. Ini kata-katanya :
Bagaimana? Kamu senang? Aku harap demikian. Karena ketika kamu senang, ribuan orang, bahkan lebih, yang bergantung padamupun akan lebih senang. Karena, ya, lagi-lagi, MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI :)
Merapi, aku pengen cerita. Dua hari yang lalu, sebuah acara TV menayangkan liputan tentang kamu dan Jogja. Mereka bilang kemungkinan terbesar kamu akan meletus hebat kemarin, 8/11/2010. Mereka membuat semua orang panik. Mereka juga bilang Jogja kota malapetaka. Semua orang marah, bahkan yang bukan orang Jogja sekalipun. Mereka dihujat, hampir disemua media dimana orang bisa melampiaskan kekecewaannya, mereka ada, untuk dihujat dan dicaci maki.
Merapi, aku juga kecewa sama mereka. Kok bisa ya mereka berfikir tayangan mereka itu layak ditonton oleh banyak orang? Kok bisa mereka membuat berita yang kelewat sensasional seperti itu? Apa karena rating? Sungguh mereka semua orang yang tidak tahu bagaimana menempatkan diri sebagai media di posisi seperti ini. Dan tidak hanya itu, ketika mereka meminta maafpun permintaan maaf mereka hanya ala kadarnya dan terkesan angkuh. Tidak sebanding dengan teror kepanikan yang telah mereka sebabkan.
Merapi, aku harap kamu jangan marah lagi. Apalagi mendengar ada orang seperti mereka yag tega berbuat seperti itu. Biarlah kami semua yang marah. Kamu selesaikanlah urusanmu :)
Oiya Merapi, untuk mengiburmu, aku mendapat kata-kata dari seseorang yang mungkin akan membuat mu senang. Ini kata-katanya :
"Selain Merapi tak pernah ingkar janji, Merapi tak pernah meminta banyak. Justru ia akan memberi banyak manfaat daripada memberikan kerugian. Merapi sekarang ini sedang menaburkan kesuburan, kemakmuran, untuk manusia dimana-mana, untuk kita semua. Seharusnya kita bisa hidup damai berdampingan dengan Merapi." (Surono, 5 November 2010)
Bagaimana? Kamu senang? Aku harap demikian. Karena ketika kamu senang, ribuan orang, bahkan lebih, yang bergantung padamupun akan lebih senang. Karena, ya, lagi-lagi, MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI :)
Comments
Post a Comment